Teriakan di Depan Masjid Agung: Warga Tagih Keadilan yang Tersandera di Polres Karawang”

KARAWANG | TRIKUPDATE.CLIK | Kinerja Polres Karawang kembali menuai sorotan tajam. Setelah aksi pemasangan spanduk di Jalan Surotokunto pada Rabu (2/7/2025), kali ini seorang warga bernama Toto Mugiarto menggelar protes terbuka di depan Masjid Agung Karawang, Jumat (4/7/2025), dengan membawa spanduk besar berisi tuntutan langsung kepada Kapolda Jawa Barat.
Toto, suami dari Martuti—korban dugaan penipuan senilai Rp1,6 miliar—menyuarakan kekecewaannya terhadap penanganan perkara yang sudah dilaporkan sejak 2023 namun hingga kini tak kunjung tuntas. Aksi itu dilakukan tepat setelah salat Jumat, dan sontak menarik perhatian jemaah serta masyarakat yang melintas di kawasan pusat kota tersebut.
Dalam spanduk yang dibentangkannya, Toto menyebut adanya dugaan penyimpangan serius dalam penanganan perkara oleh oknum penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Satreskrim Polres Karawang.
“DIDUGA ADA PENYUAPAN KE UNIT PENYIDIK TIPITER POLRES KARAWANG?” tulisnya dengan huruf kapital besar berwarna merah menyala di bagian tengah spanduk.
Toto menuturkan bahwa berkas perkara sudah dinyatakan lengkap (P21), namun pihak Polres Karawang tidak kunjung melimpahkannya ke kejaksaan. Ia menduga, kuatnya kepentingan dan potensi suap telah menghambat proses hukum yang seharusnya transparan dan cepat.
“Sudah tiga tahun saya mencari keadilan. Polisi seolah membiarkan kasus ini berjalan di tempat. Bahkan, tersangka dan barang bukti uang ratusan juta rupiah tidak juga diserahkan ke kejaksaan,”ungkap Toto dengan suara bergetar saat ditemui usai aksi damai tersebut.
Spanduk tersebut juga mencantumkan nomor laporan polisi STTLP/B/679/VI/2023/SPKT POLRES KARAWANG, yang menandakan kasus ini telah diproses sejak lama dan tidak bersifat klaim sepihak.
Ironisnya, hingga berita ini diturunkan, baik Kapolres Karawang maupun bagian Humas belum memberikan penjelasan publik. Dikutip dari Onediginews.com, beberapa kali permintaan konfirmasi justru direspons dengan keengganan atau diam seribu bahasa dari pejabat Polres Karawang.
Sikap tertutup aparat ini memicu kekhawatiran dan kekecewaan warga. Aksi Toto di halaman Masjid Agung pun mendapat perhatian dan simpati dari masyarakat sekitar.
“Kalau benar ada laporan resmi dan sudah tiga tahun belum selesai, ini bisa menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian,” ujar Andri (41), warga asal Karawang Timur yang ikut menyaksikan aksi tersebut.
“Saya prihatin dengan Pak Toto. Mencari keadilan sampai harus membentangkan spanduk di depan umum. Negara harus hadir untuk rakyat kecil seperti beliau,” kata Arman (50), jemaah salat Jumat.
Toto berharap Kapolda Jawa Barat segera turun tangan untuk meninjau langsung kasus ini. Ia menuntut penegakan hukum yang adil, bebas dari intervensi, dan memberikan rasa keadilan bagi korban. (Hd)